KURIKULUM

KH. Ahmad Firdaus Arbah, ayah dari KH.Muzakir, S.Ag. yang merupakan pendiri Yayasan Al-Wathoniyah 14 di Jakarta dan Yayasan Sa’adatul Firdaus di Bekasi memiliki tujuan utama hadirnya Pondok Pesantren Tahfidz YASFI yaitu mencetak generasi Qur’ani yang menghafal al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berangkat dari  sanalah KH. Muzakir meneruskan Pondok Pesantren Tahfidz YASFI dan merancangnya sebagai lembaga pendidikan  Islam yang mengusung kurikulum berintegritas. Melalui Kementerian Agama Pesantren Tahfidz YASFI mengambil jalur Pendidikan Islam formal dengan jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).  Sedangkan untuk jalur Pendidikan Islam non formal (pesantren) memadukan kurikulum pesantren al-Qur’an (Tahsin Tahfidz), Pesantren Salafiyah (Kitab Kuning) dan Pesantren Modern (percakapan bahasa Arab dan Inggris).

Pondok Pesantren Tahfidz YASFI konsen terhadap dua program Madrasah Diniyah (MADIN) yang wajib dipilih dan diikuti salah satunya oleh  santri yaitu Tahfidz 30 Juz Al-Qur’an dan Kutub Turots (Kitab Kuning). Kedua program tersebut memiliki tingkatan jenjang yang tidak sama dengan Sekolah. Karena selain kegiatannya dilaksanakan di luar waktu KBM sekolah, pembentukan Halaqah (kelompok) dan tingkatan jenjang pada program MADIN ditentukan berdasarkan kemampuan masing-masing santri. Hal tersebut dapat diketahui dari Tes Masuk dengan target lulus jika memiliki Kompetensi Dasar Santri YASFI. Jika dinyatakan Belum Lulus maka santri tersebut wajib mengikuti Program I’dadi/Sedayu.

Untuk santri Yasfi di tingkat SMP/MTs dan SMA/MA Yayasan Sa’adatul Firdaus memadukan kurikulum Pesantren Modern dan  Pesantren Salafiyah dalam pembelajaran di sekolah maupun percakapan sehari-hari. Karenanya sejumlah mata pelajaran bermuatan bahasa Arab dan Inggris. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya Yayasan Sa’adatul Firdaus dalam menghadirkan pesantren yang bisa turut mengikuti perkembangan era globalisasi.